Header Ads

LightBlog

Sejarah Berpuasa di Bulan Ramadhan Beserta Dalil dan Hadist

Assallamualaikum, sahabat. Apa yang sedang kalian lakukan hari ini? Sedang membaca Al Quran? Sedang Memperdalam ilmu agama? Atau sedang makan, apa Lo sedang di warteg? Warteg mana? Apakah ramai? Jika sepi, hubungi Gue. Insyallah, Gue akan kesana juga #wkwk.

Enggak seru kan, kalau kita puasa namun tidak mengetahui sejarah tentang puasa. Sambil menunggu berbuka puasa, lebih baik digunakan untuk bertadarus atau membaca sejarah-sejarah tentang islam. Salah satunya, Sejarah tentang bulan Ramadhan ini.



Sejarah Kewajiban Berpuasa Sebelum Kerasulan Muhammad SAW


Puasa enggak hanya sekedar beribadah yang menguji peran fisik, tetapi juga mengandalkan kesehatan batin, bahkan dengan puasa batin dapat tersempurnakan menjadi hamba yang bertakwa.

Pada Quran Surat Al Baqarah ayat 183, menjelaskan tentang Takwa yang menjadi salah satu kewajiban perintah puasa:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)



Lihatlah pada potongan ayat ini كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ (...sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian...) Ini adalah titik awal Gue mengupas sejarah puasa. Khususnya puasa di bulan Ramadhan. Singkat saja, sebelum masa Kerasulan Muhammad SAW, puasa sudah dilakukan.

Pada saat itu puasa umat Islam dengan umat-umat lainnya berbeda namun sama-sama diwajibkan. Berikut macam-macam puasa sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Puasa Umat Nasrani


Pada jaman dahulu Umat Nasrani juga pernah diwajibkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Hanya saja, mereka menambahkan 10 hari lagi untuk berpuasa hingga akhirnya berjumlah 40 hari. Akan tetapi, karena pada saat itu bulan Ramadhan cuacanya sangat panas, akhirnya mereka memperpendek waktunya dan dipindahkan ke musim semi.

Puasa Umat Yahudi


Jangan salah, Umat Yahudi juga berpuasa. Bahkan puasanya mereka tidak hanya sekedar menahan minum dan makan, mereka berpuasa dari sore hingga ke sore lagi. Mereka juga sambil berbaring di atas pasir dan debu sambil meratap sedih saat melaksanakan kewajiban puasa mereka.

Puasa pada Masa Jahiliah


Pada jaman Jahiliah, Penduduk Quraisy Mekah melaksanakan puasa pada bulan Asyura. Saat itu, Rasulullah melaksanakannya juga sebelum adanya perintah puasa di bulan Ramadhan. Akan tetapi setelah Allah mewajibkan puasa di bulan Ramadhan, Rasulullah meninggalkan puasa di bulan Asyura dan mengikuti perintah Allah.

Sejarah Pertama Kali Puasa Ramadhan di Syariatkan


Peristiwa Hijrah nya Nabi Muhammad SAW ke Negeri Yatsrib (Madinah) adalah salah satu terbentuknya sejarah kewajiban Puasa di Bulan Ramadhan. Karena, Peristiwa itu merupakan salah satu pijakan penyempurnaan Syariat Islam di kemudian hari.

Kala itu Rasulullah SAW melaksanakan puasa untuk yang pertama kalinya pada bulan Asyura. Puasa yang sering dilakukan masyarakat Quraisy. Ketika itu saat setibanya di Madinah, Nabi memerintahkan berpuasa di bulan itu.

Namun, Pada tanggal 10 Sya’ban tahun kedua Hijriah atau setelah umat Islam berhijrah dari Mekah ke Madinah (satu setengah tahun) dan setelah Umat Islam diperintahkan untuk memindahkan Kiblatnya dari Masjid Al Aqsa ke Masjidil Haram, Puasa Ramadhan mulai disyariatkan oleh Allah.

Setelah disyariatkannya kewajiban puasa di bulan Ramadhan, barulah umat Islam berpuasa di bulan Ramadhan dan meninggalkan berpuasa di bulan Asyura, termasuk Nabi Muhammad SAW. Bulan Puasa Ramadhan dimulai ketika melihat atau menyaksikan bulan pada awal Ramadhan, pada tahun kedua Hijriah.

Pada saat itu, umat Muslim boleh berpuasa dan boleh juga tidak. Bagi mereka yang tidak berpuasa, diwajibkan untuk membayar Fidyah. Hingga turunlah sebuah wahyu. Seperti yang difirman kan Allah SWT, pada Surat Al Baqarah Ayat 185:


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.



Tata Cara Puasa Pada Awal-Awal di Wajibkannya Puasa Ramadhan


Pada awal diwajibkannya ibadah puasa ramadhan, tata cara berpuasa pada saat itu berbeda dengan sekarang saat ini. Seperti makan, minum, berhubungan seks dilarang pada saat malam harinya dan juga dilarang tidur sebelum berbuka. Hal ini, jika dilanggar maka tidak boleh berbuka hingga tiba waktu berbuka lagi.

Karena pada waktu itu, umat islam diwajibkan berbuka puasa hingga selesai sholat isya saja dan tidur. Tidak lagi boleh berhubungan seks, makan dan minum sampai waktu maghrib tiba lagi. Aturan ini membuat umat islam kalam itu sulit dan tidak sedikit mereka yang melanggarnya.

Hingga akhirnya, ada sebuah riwayat hadist Bukhari. Menceritakan sahabat Nabi, yaitu Umar Bin Khattab. Ketika itu, Umar tertidur disamping istrinya. Pada malam harinya, Umar mendatangi istrinya kemudian menunaikan hajatnya karena tidak kuasa menahan hasratnya.

Setelah selesai menunaikan hajatnya, Umar pun merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri tidak kuasa menahan hasratnya itu. Karena terus memikirkannya Ia tidak bisa tidur hingga 3 hari. Sampai pada akhirnya, ia menceritakan hal tersebut kepada Nabi. Lalu, Rasulullah menjawab dengan firman Allah Q.S Al Baqarah Ayat 187. Sehingga Allah memberikannya maaf dan diperbolehkannya hal itu.


أحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَآئِكُمْ

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu …,” (Al Quran Surat Al Baqarah, Ayat 187).

Mendengar kabar ini, Umar dan sahabat lainnya semakin gembira dengan dispensi berkurangnya waktu puasa, yakni dihapuskannya puasa pada malam hari setelah berbuka. Dan setelah kejadian itu, Syariat Puasa dan aturan-aturan Puasa berubah seperti yang kita kerjakan saat ini.

Seperti yang di firmankan oleh Allah SWT. Yaitu, membatasi waktu berpuasa:


وَكُلُواْ وَاشْرَبُواْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ
“… Dan, makan serta minumlah sampai jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar …,” (Al Quran Surat Al Baqarah, Ayat 187)



Maksud dari ayat di atas adalah Batas mulainya berpuasa. Sebenarnya fajar itu ada 2 jenis. Cuman, bakal Gue akan bahas di artikel selanjutnya, karena berhubungan dengan "Kebenaran Imsak".



Alhamdulillah, selesai. Sejujurnya Gue menulis artikel ini hampir seharian penuh. Karena mengumpulkan 5 artikel dari sumber situs terkenal, serta mencari dalil-dalil yang cocok dan benar agar terbukti kebenarannya. Bahkan, saat Gue mencari sejarah Ramadhan di beberapa artikel yang Gue kumpulkan, ada beberapa yang salah dan ada yang beberapa seperti tertukar informasi. Akhirnya mengandalkan beberapa ayat dalam Al Quran, Insyallah apa yang Gue tulis adalah benar dan tidak menyesatkan.

Jujur aja, setiap Gue menulis artikel tentang agama adalah hal yang menyeramkan. Karena tujuan Gue adalah belajar dan memberi kaidahnya kepada para pembaca setia blog Gue. Jadi, takut salah dan menyesatkan, Gue selalu mengecek ulang dan membandingkannya pada artikel-artikel bersumber terkenal dan juga beberapa dalil serta hadist yang shahih. Subhanallah ...



Baca Juga Artikel Bermanfaat:

]]>
loading...

Tidak ada komentar